ISO Tentang Manajemen Risiko atau yang disebut dengan ISO 310000 merupakan langkah antisipatif yang hadir untuk membantu perusahaan dalam mengurangi kerugian. Dalam setiap hal yang dilakukan pasti tidak pernah lepas dari risiko.
Tabel Konten
ToggleBegitu pula dengan bisnis, langkah dan keputusan perusahaan pasti mempunyai resiko yang bisa menjadi potensi kerugian bagi perusahaan. Resiko biasanya berasal dari berbagai macam sumber, mulai dari bencana, kecelakaan kerja sampai pasar yang tidak pasti.
Kemungkinan risiko yang terjadi bisa menimbulkan banyak masalah, bahkan bisa membuat perusahaan menjadi kolaps atau bahkan menjadi gulung tikar. Mengingat risiko merupakan hal yang pasti terjadi dalam berjalannya perusahaan.
Baca Juga : Penerapan iso 14001
Standar dan pedoman yang berkaitan dengan manajemen risiko perusahaan pada dasarnya sudah ada sejak tahun 2004 yaitu AS/NZS 4360:2004. Kemudian pedoman tersebut mengalami perkembangan sampai menjadi ISO 31000:2009 manajemen risiko.
ISO Technical Management Board Working Group yang kemudian menerbitkan ISO 31000:2009 Risk Management – Principle and Guidelines. Standar yang diterbitkan tersebut mencakup panduan desain mengenai implementasi penilaian risiko.
Tidak sampai disitu saja pada bulan Februari 2018, ISO juga melakukan revisi dan peninjauan ulang kepada ISO 31000. Sampai kemudian memunculkan versi terbaru yaitu ISO 31000:2018 Risk management – Guidelines.
Versi terbaru yang dirilis tahun 2018 tersebut mempunyai panduan yang lebih sederhana, bisa terlihat dari namanya. Jumlah halamannya juga berkurang, bisa dibilang versi terbaru ISO 31000 ini sudah melewati proses penyederhanaan.
Prinsip manajemen risiko yang sudah mengalami proses penyederhanaan dibuat menjadi lebih ringkas dalam 8 poin utama. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Pengertian terintegrasi adalah manajemen risiko yang merupakan bagian dari berbagai aktivitas yang ada di perusahaan. Artinya aktivitas atau kegiatan pada perusahaan harus dihubungkan dalam manajemen risiko agar bisa mendukung tercapainya tujuan.
Menyesuaikan dengan prinsip terstruktur dan komprehensif, penerapan manajemen risiko harus terencana dengan baik atau terstruktur. Hal ini dilakukan agar hasil dan perkembangannya bisa terpantau dan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan.
Panduan dan standar yang terdapat dalam ISO 31000 ini bisa disesuaikan atau cukup fleksibel. Dalam artian semua bisa disesuaikan dengan kondisi eksternal atau internal perusahaan dengan tujuan perusahaan dan menyesuaikan dengan waktu.
Penerapan ISO dan perancangannya pasti membutuhkan pihak pemangku kepentingan untuk terlibat aktif. Maka dari itu pandangan dari persepsi petinggi perusahaan harus dipetimbangkan dalam membuuat perumusan sistem manajemen resiko.
Resiko juga mempunyai sifat dinamis, artinya risiko bisa berubah sesuai dengan konteks eksternal maupun internal perusahaan. Maka dari itu manajemen risiko juga harus bisa menyesuaikan dan bersifat dinamis untuk mengantisipasi berbagai perubahan.
Semua informasi yang akan digunakan dalam menerapkan manajemen risiko haruslah valid, jelas dan tepat waktu. Agar pemangku kepentingan bisa membuat keputusan terbaik sesuai dengan target atau harapan dimasa depan.
Penerapan manajemen risiko sangat dipengaruhi oleh budaya kerja dan perilaku manusia pada perusahaan. Budaya organisasi pasti akan selalu berhubungan dan berpengaruh pada pelaksanaan tugas dalam penerapan manajemen risiko.
Baca Juga : ISO 10005
Hal ini menyesuaikan dengan konsep Plan Do Check Action yang diterapkan dalam sistem manajemen risiko. Manajemen harus melakukan perbaikan berkelanjutan sampai bisa menjadi standar baru yang dapat berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan efektivitasnya.
Itulah beberapa penjelasan mengenai ISO tentang manajemen risiko yang wajib anda ketahui. Selain ISO 31000 anda juga harus mempelajari tentang ISO 45001 atau ISO tentang kesehatan dan keselamatan kerja untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.